Sabtu, 27 Februari 2010

Karya Tulis SoftSkill ISD 2




Disusun Oleh:
Achmad Sulaiman





















Puji dan syukur kita terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat kami selesaikan dengan baik sesuai yang di harapkan. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dari imam malik dan abu hanifah baik secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan rasa akurasi terhadap sejarah islam.
Pada dasarnya, belajar mempelajari sejarah islam meliputi empat keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan kelompok yang menjadi acuan kita dalam mengetahui sejarah islam terhadap siswa disekolah dan menekankan pada keterampilan dalam berkelompok.
Untuk mencapai semua itu dengan baik, diperlukan pula teori bahasa yang mendukung dalam berkelompok. Mengingat fungsi teori sejarah islam terhadap siswa disekolah sebagai keterampilan, teori ini tidak harus diajarkan, tergantung kebutuhan. Untuk itulah karya tulis ilmiah ini kami buat dengan serangkai teori-teori sejarah islam yang terangkum dalam karya tulis ilmiah untuk mengantisipasi kebutuhan teori sejarah islam dalam meningkatkan pengetahuan pelajar di sekolah. Setiap teori mempunyai pengertian yang berbeda, sehingga teori sejarah islam ini kami jelaskan untuk mengetahui tujuan dari teori tersebut.
Agar siswa dapat memiliki serta menguasai pengetahuan tentang sejarah islam dengan baik, diperlukan penjelasan yang mengarah pada cara belajar yang aktif dan kreatif. Dengan karya tulis ilmiah ini diharapkan siswa dapat dengan aktif melatih diri pada kekelompokan. Oleh sebab itu, penyusun ingin menyumbang pikiran melalui Karya Tulis Ilmiah agar siswa dapat melaksanakan kegiatan kelompok dengan berdaya guna dan berhasil guna. Materi yang tersaji dalam karya tulis ilmiah ini disesuaikan dengan apa yang ada pada lingkungan sekitar sekolah.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi sumbangan pikiran sehingga karya tulis ilmiah ini terwujud. Kami menyadari karya tulis ilmiah ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Oleh karena itu, bila ada salah kata dalam karya tulis ilmiah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pendiskusi, pembaca, dan perkembangan pengetahuan sejarah islam terhadap siswa disekolah.

Bekasi, 14 April 2009





Penyusun

i


Halaman
Kata Pengantar i
Daftar isi ..................................................................................................................... ii

BAB I IMAM MALIK ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Imam Malik .............................................................. 1
B. Ilmu Imam Malik…………………………………………………… 2

C. Keteguhan Imam Malik Di Atas Sunah dan Aqidah……………….. 3

D. Sepak Terjang Imam Malik dalam Perkembangan Islam .................. 4

E. Pujian Para Ulama terhadap Imam Malik………………………….. 6

F. Wafatnya Imam Malik…………………………………………….. 7

G. Karya Tulis Imam Malik .................................................................... 8

1). Kitab Al Muwatta’ .................................................................. 8

2). Mazhab Maliki ....................................................................... 8

BAB II ABU HANIFAH ...................................................................................... 10

A. Latar Belakang Abu Hanifah...................................................................................... 10

B. Sepak Terjang Abu Hanifah....................................................................................... 10

C. Nasihat-nasihat Abu Hanifah...................................................................................... 11

D. Komentar Para Ulama Tentang Abu Hanifah............................................................. 12

1). Komentar Positif....................................................................... 12

2). Komentar Negatif...................................................................... 13

Kesimpulan........................................................................................................................ 14

Daftar Pustaka.................................................................................................................... 15



ii

BAB I. IMAM MALIK

A. Latar belakang Imam Malik


Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di sebuah perkampungan kecil yang bernama Ashbah, Madinah di dekat kota Himyar, jajahan Yaman pada tahun 712 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.

Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.

Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.

Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.










1


B. ILMU IMAM MALIK
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi’ bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi’in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma’mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.
Karena keluasan ilmu hadits dan fikih yang dimilikinya, banyak orang yang duduk mengambil faedah dan berguru kepadanya. Bahkan diantara mereka turut menimba ilmu darinya guru-gurunya sendiri seperti pamannya sendiri Abu Suhail, yahya bin Abi Katsir, Az-Zuhri, Yahya bin Al-Had, Zaid bin Abi Unaisah, Umar bin Muhammad bin Zaid, dan lainnya. Banyak pula teman-teman sebayanya yang menimba ilmu darinya seperti Ma’mar, Ibnu Juraij, Abu Hanifah, Al Auza’i, Syu’bah, Sufyan Ats Tsauri, Al Laits bin Sa’ad, Hammad bin Zaid, dan yang lainnya. Belum lagi murid-murid yang tingkatannya di bawah beliau seperti Sufyan bin Uyainah, Abdullah bin Al-Mubarak, Ad-darawardi, Ibnu Ulayyah, Muhammad bin Al-Hasan Al-Faqih7, Abdurrahman bin Mahdi, Abdullah bin Wahb, Waqi’, Yahya al-Qaththan, Abu Hudzafah8, dan salah satunya adalah imam yang masyhur di antara imam yang empat, yaitu Imam As-Syafi’i – rahimahullah- , serta masih banyak lagi yang lain yang datang dari berbagai penjuru negeri di masa khalifah Abu Ja’far Al Manshur, terlebih lagi pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid.
Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ”Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.”
Imam An-Nasa’i berkata, “Aku tidak punya orang setelah generasi tabi’in yang lebih pandai, mulia, tsiqah, dan terpercaya dalam hadits, selain Malik.”















2
C. Keteguhan Imam Malik di Atas Sunah dan Aqidah
Banyak kalimat dan atsar dari beliau yang menunjukkan beliau adalah seorang imam pembela aqidah dan sunnah, serta memerangi bid’ah dan para pelakunya. Di antaranya, beliau pernah berkata, “Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dan para pemimpin setelahnya (Khulafa’ Rasyidun) telah menetapkan sunnah-sunnah. Menjalankannya berarti mengikuti Kitabullah yang merupakan bentuk ketaatan sempurna kepada Allah dan keteguhan di atas agama-Nya. Siapa saja yang mengambilnya sebagai petunjuk, maka akan diberi petunjuk, dan siapapun yang mencari pertolongan dengannya, niscaya dia akan ditolong. Sebaliknya, barangsiapa yang meninggalkan jalan kaum mukminin (yakni para sahabat Nabi Shallallhu’alaihiwasallam) maka Allah akan memalingkannya kearah mana dia berpaling, lalu memasukkannya ke dalam neraka Jahannam, dan jahannam itu adalah sejelek-jelek tempat kembali –wal ‘iyadzu billah –“. Asy-Syafi’i menceritakan bahwa Imam Malik pernah didatangi oleh sebagian ahli bid’ah lalu beliau berkata, “Adapun aku, maka sungguh aku berada di atas petunjuk agamaku, adapun kamu pergilah kepada orang yang ragu sepertimu, “lalu beliau pun membantah mereka. Imam Malik pernah ditanya, “Apa pendapatmu tentang orang yang mengatakan Al-Qur’an itu makhluk?” Beliau menjawab, “Dia itu seorang zindiq (kafir), maka bunuhlah.” Di lain waktu beliau mengatakan, “Al-Qur’an itu kalamullah. Kalamullah adalah bagian dari (Dzat dan sifat) Allah, dan tidak ada satupun dari (sifat dan dzat) Allah yang dikatakan makhluk.” Beliau juga pernah ditanya tentang kelompok Qadariyah, jawab beliau, :Saya berpendapat bahwa mereka harus diminta bertaubat, (maka diterima taubatnya), sedang jika tidak, maka dibunuh.” Pernah ada seseorang datang kepada Imam Malik membaca Firman Allah Subhanahu wata’ala:
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
Allah beristiwa’9 di atas ‘Arsy.(Q.S. Thaha:5)
Kemudian orang itu bertanya, “Bagaimana istiwa’ Allah itu?” Imam Malik marah sampai berkeringat dan mengetuk-ngetuk tongkatnya ke tanah seraya berkata, “istiwa’ itu sama diketahui maknanya (dalam bahasa Arab). Adapun hakekatnya, tidaklah diketahui. Mengimaninya wajib, dan bertanya ‘bagaimananya’ adalah bid’ah. Dan saya kira kamu ini seorang ahli bid’ah.” Beliau lalu meminta agar orang itu dikeluarkan dari majelisnya. Dalam riwayat lain beliau menjawab, “Allah ber-istiwa’ sebagaimana yang Ia sifati sendiri untuk diri-Nya, tidak boleh ditanya bagaimananya.” Beliau juga mengatakan, “Allah itu di atas langit, dan ilmunya ada di segala tempat. Tiada satupun yang terluput dari pengetahuan-Nya.” Demikianlah kalimat-kalimatnya yang tegas dalam memegang Sunnah dan aqidah yang lurus, serta memerangi bid’ah dan para pelakunya.








3
D. Sepak Terjang Imam Malik
Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.

Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.

Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.

Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.

Ketika Imam Malik berusia 54 tahun, pemerintahan berada di tangan baginda Al-Mansur yang berpusat di Bagdad. Ketika itu di Madinah dipimpin oleh seorang gabenor bernama Jaafar bin Sulaiman Al-Hasymi. Sementara itu Imam Malik juga menjabat sebagai mufti di Madinah. Di saat timbulnya masalah penceraian atau talak, maka Imam Malik telah menyampaikan fatwanya, bahawa talak yang dipaksakan tidak sah, ertinya talak suami terhadap isteri tidak jatuh. Fatwa ini sungguh berlawanan dengan kehendak gabenor, kerana ia tidak mahu hadith yang disampaikan oleh Imam Malik tersebut diketahui oleh masyarakat, sehingga akhirnya Imam Malik dipanggil untuk mengadap kepada gabenor.

Kemudian gabenor meminta agar fatwa tersebut dicabut kembali, dan jangan sampai orang ramai mengetahui akan hal itu. Walaupun demikian Imam Malik tidak mahu mencabutnya. Fatwa tersebut tetap disiarkan kepada orang ramai. Talak yang dipaksanya tidak sah. Bahkan Imam Malik sengaja menyiarkan fatwanya itu ketika beliau mengadakan ceramah-ceramah agama, kerana fatwa tersebut berdasarkan hadith Rasulullah SAW yang harus diketahui oleh umat manusia.


Akhirnya Imam Malik ditangkap oleh pihak kerajaan, namun ia masih tetap dengan pendiriannya. Gabenor memberi peringatan keras supaya fatwa tersebut dicabut dengan segera Kemudian Imam Malik dihukum dengan dera dan diikat dengan tali dan dinaikkan ke atas punggung unta, lalu diarak keliling Kota Madinah. Kemudian Imam Malik dipaksa supaya menarik kembali fatwanya itu.

4
Mereka mengarak Imam Malik supaya Imam merasa malu dan hilang pendiriannya. Tetapi Imam Malik masih tetap dengan pendiriannya itu. Kerana ketegasannya itu, dia dihukum dengan sebat sebanyak 70 kali, yang menyebabkan tulang belakangnya hampir patah. Kemudian ia berkata kepada sahabat-sahabatnya:
“Aku dihukum dera begitu berat lantaran fatwa ku. Demikian Said Al-Musayyid, Muhamad Al-Munkadir dan Rabiah telah dijatuhi hukuman demikian lantaran fatwanya juga.”
Bagi Imam Malik hukuman semacam itu, bukanlah mengurangi pendiriannya, bahkan semakin bertambah teguh jiwanya. Ia tidak pernah takut menerima hukuman asalkan ia berada pada jalan kebenaran. Kerana memang setiap perjuangan itu memerlukan pengorbanan. Imam Al-Laits, seorang alim menjadi mufti Mesir ketika itu, saat mendengar bahawa Imam Malik dihukum lantaran fatwanya ia berkata: “Aku mengharap semoga Allah mengangkat darjat Imam Malik atas setiap pukulan yang dijatuhkan kepadanya, menjadikan satu tingkat baginya masuk ke syurga.”
Insya Allah.

Pada suatu saat datanglah masa ujian dan cobaan bagi Imam Malik. Begini ceritanya. Abu Ja’far Al-Manshur pernah melarang Malik menyampaikan hadits: “Seorang yang dipaksa (mentalak istrinya), tidak jatuh talaknya” dan berfatwa tentangnya. Kemudian ada seseorang yang ingin ‘memancing di air keruh’ bertanya kepada Imam Malik perihal hadits tersebut. Sang Imam pun akhirnya menyampaikannya di hadapan khalayak, yang menunjukkan beliau tidak membenarkan talak orang yang dipaksa. Mendengar hal itu Abu Ja’far marah, lalu ia pun memerintahkan Ja’far bin Sulaiman, Gubernur Madinah saat itu, untuk mencambuk Malik. Maka dicambuklah beliau sebanyak 70 kali hingga lumpuh separuh kedua tangannya. Namun begitu Imam Malik tetap teguh dan bersabar. Beliau mengusap darah di punggungnya lalu masuk ke dalam masjid dan shalat. Setelah itu dia berkata,”Seperti inilah yang dilakukan oleh Sa’id bin Al-Musayyib ketika dahulu dicambuk. ”Demikianlah, ujian dan cobaan tidak dapat terlepas dari kehidupan setiap mukmin, apalagi seorang alim yang berjalan mengikuti jejak para nabi dan rasul.























5
E. Pujian Para Ulama Terhadap Imam Malik

Pujian demi pujian terlayangkan kepadanya, baik dari para ulama sezamannya maupun yang dating setelahnya. Di antara pujian tersebut adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu ‘Uyainah tatkala menafsirkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu yang berbunyi,
“Nanti, akan keluar orang-orang dari arah timur dan barat demi menuntut ilmu, lalu mereka tidak menjumpai seorang pun yang lebih alim daripada alimnya kota Madinah.”
Ibnu Uyainah berkata, “Dahulu aku katakan yang dimaksud (dengan ‘alimnya kota Madinah’) dalam hadits tersebut adalah Sa’id bin Al-Musayyab, tetapi bukankah di zamannya masih ada Sulaiman bin Yassar, Salim bin Abdullah, dan yang lainnya? Maka sekarang saya katakan bahwa yang dimaksud hadits tersebut adalah Malik bin Anas, karena tidak ada alim lain yang menandinginya (saat itu).” Di lain waktu Ibnu Uyainah juga berkata, “Malik adalah alimnya penduduk Hijaz, dan ia adalah hujjah di zamannya.” Imam Asy-Safi’i menyambungnya seraya berkata, ”Hal itu benar, dan bila ulama disebut-sebut, maka Malik-lah bintangnya.” Imam An-Nasa’i berkata,”Aku tidak punya orang setelah generasi tabi’in yang lebih pandai, mulia, tsiqah, dan terpercaya dalam hadits, selain Malik.” Ibnu Hibban berkata, “Malik adalah orang yang pertama yang memilah-milah para perawi dari kalangan fuqaha di Madinah.” Yahya bin sa’id Al-Anshari, ketika ditunjuk oleh Amirul Mukminin Abu Ja’far Al-Manshur untuk menjadi qadhi, pernah meminta kepada Malik agar menuliskan untuknya seratus hadits ketika ia hendak pergi ke Irak. Dan Abu Ja’far sendiri sering bertanya kepadanya tentang halal dan haram, sampai suatu saat ia berkata kepada Malik, “Demi Allah. Engkau adalah orang yang paling pandai dan alim.” Malik menjawab, “Demi Allah, tidak demikian, wahai Amirul Mukminin”. Abu Ja’far berkata, “Betul! Hanya saja engkau menyembunyikannya.” Lalu kata Abu Ja’far lagi,”Demi Allah, sungguh saya akan menulis perkataanmu sebagaimana ditulisnya mushaf-mushaf (Al-Qur’an) demi kebaikan kita dan disebar ke berbagai pelosok negeri.” Meskipun banyak pujian yang terarah kepada beliau dari para ulama di zamannya, beliau tetap menunjukkan sikap tawaddhu (rendah hati) dan tidak ingin dilebih-lebihkan sebagaiman ungkapan beliau,”Tidaklah aku ini melainkan seorang manusia yang bisa salah dan bisa benar. Karena itu, lihatlah pendapatku, apa saja yang sesuai Sunnah, maka ambillah.”










6
F. Wafatnya Imam Malik.
Beliau wafat pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 179 H di Madinah dalam usia 86 tahun. Jenazahnya dishalati oleh Gubernur Madinah saat itu, Abdullah bin Muhammad al-Abbasi al-Hasyimi, lalu dimakamkan di pemakaman Baqi’.
Imam Malik meninggalkan karya-karya yang sangat berharga dan tinggi nilainya bagi kaum muslimin, di antaranya yang paling terkenal dan menjadi salah satu kitab induk dalam merujuk hadits-hadits Nabi Shallallahu’alaihiwasallam yaitu kita Al-Muwaththa’. Di samping itu, karya-karya beliau yang lain seperti Risalah fil Qadar, Risalah fil Aqdhiyah, Juz’fit Tafsir, Kitab as-Sir, dan lainnya. Belum lagi fatwa-fatwa dan jawaban-jawaban beliau terhadap berbagai permasalahan agama yang termuat dalam kitab Al-Mudawwanah Al-Kubra yang beliau susun sendiri, dan fatwa-fatwa beliau dalam kitab At-Tamhid yang disusun oleh Ibnu Abdil Bar. Sebelum wafat, beliau sempat membaca potongan ayat ke-4 dalam Surat Ar-Rum:
… لِلَّهِ الْأَمْرُ مِن قَبْلُ وَمِن بَعْدُ …
“Bagi Allah-lah segala urusan sebelum dan sesudah (terjadinya)”
Itu menunjukkan keridhaan beliau dengan takdir Allah, karena ajal adalah bagian dari takdir-Nya. Rahimahullahu rahmatan wasi’ah wa jazahu ‘anil Islam wal muslimin khairal jaza’.-Wallahu a’lam-














7
G. Karya Tulis Malik
1). Kitab Al Muwatta’
Al Muwatta’ adalah kitab fikih berdasarkan himpunan hadits-hadits pilihan. Santri mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini dinilai memiliki banyak keistimwaan. Ia disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadits dan fatwa sahabat.
Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al Muwatta’ tak akan lahir bila Imam Malik tidak ‘dipaksa’ Khalifah Mansur. Setelah penolakan untuk ke Baghdad, Khalifah Al Mansur meminta Imam Malik mengumpulkan hadits dan membukukannya. Awalnya, Imam Malik enggan melakukan itu. Namun, karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah Al Muwatta’. Ditulis di masa Al Mansur (754-775 M) dan baru selesai di masa Al Mahdi (775-785 M).
Dunia Islam mengakui Al Muwatta’ sebagai karya pilihan yang tak ada duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadits paling shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadits. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dengan 16 edisi yang berlainan. Selain Al Muwatta’, Imam Malik juga menyusun kitab Al Mudawwanah al Kubra, yang berisi fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan
2). Mazhab Maliki
Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga mewariskan mazhab fikih di kalangan Islam Sunni, yang disebut sebagai Mazhab Maliki. Selain fatwa-fatwa Imam Malik dan Al Muwatta’, kitab-kitab seperti Al Mudawwanah al Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan ar Risalah fi al Fiqh al Maliki (karya Abu Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al Madarik Syarh Irsyad al Masalik fi Fiqh al Imam Malik (karya Shihabuddin al Baghdadi), dan Bulgah as Salik li Aqrab al Masalik (karya Syeikh Ahmad as Sawi), menjadi rujukan utama mazhab Maliki.
Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum. Secara berurutan, sumber hukum yang dikembangkan dalam Mazhab Maliki adalah Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyarakat Madinah (amal ahli al Madinah), qiyas (analogi), dan al maslahah al mursalah (kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).
Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Mekah, Madinah, Irak, Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Marokko, dan Sudan. Kecuali di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut mazhab Maliki kini menyusut. Mayoritas penduduk Mekah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak. Hanya Marokko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab Maliki.
Ar-Risalah
Salah satu karangannya adalah “Ar Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau mampu memadukan fiqh ahli Irak dan fiqh ahli Hijaz. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i,”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al Quran dan As Sunnah,”
8
“Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”. Thasy Kubri mengatakan di Miftahus sa’adah,”Ulama ahli fiqh, ushul, hadits, bahasa, nahwu, dan disiplin ilmu lainnya sepakat bahwa Syafi’i memiliki sifat amanah (dipercaya), ‘adaalah (kredibilitas agama dan moral), zuhud, wara’, takwa, dermawan, tingkah lakunya yang baik, derajatnya yang tinggi. Orang yang banyak menyebutkan perjalanan hidupnya saja masih kurang lengkap,”
Al-Hujjah
Kitab “Al Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al Karabisyi dari Imam Syafi’i.
Al-Umm
Sementara kitab “Al Umm” sebagai madzhab yang baru Imam Syafi’i diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al Muzani, Al Buwaithi, Ar Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok,”
Mazhab Syafi'i
Dasar madzhabnya: Al Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah, perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan,”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat,”. Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah),”












9
BAB II. ABU HANIFAH
A. Latar Belakang Abu Hanifah
Beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah. Beliau berasal dari keturunan bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulama berselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad bin Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam. Adapula yang mengatakan dari Anbar, yang lainnya mengatakan dari Turmudz dan yang lainnya lagi mengatakan dari Babilonia.
Perkembangannya
Ismail bin Hamad bin Abu Hanifah cucunya menuturkan bahwa dahulu Tsabit ayah Abu Hanifah pergi mengunjungi Ali Bin Abi Thalib, lantas Ali mendoakan keberkahan kepadanya pada dirinya dan keluarganya, sedangkan dia pada waktu itu masih kecil, dan kami berharap Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa Ali tersebut untuk kami. Dan Abu Hanifah At-Taimi biasa ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutera, bahkan dia punya toko untuk berdagang kain yang berada di rumah Amr bin Harits.
Abu Hanifah itu tinggi badannya sedang, memiliki postur tubuh yang bagus, jelas dalam berbicara, suaranya bagus dan enak didengar, bagus wajahnya, bagus pakaiannya dan selalu memakai minyak wangi, bagus dalam bermajelis, sangat kasih sayang, bagus dalam pergaulan bersama rekan-rekannya, disegani dan tidak membicarakan hal-hal yang tidak berguna.
Beliau disibukkan dengan mencari atsar/hadits dan juga melakukan rihlah untuk mencari hal itu. Dan beliau ahli dalam bidang fiqih, mempunyai kecermatan dalam berpendapat, dan dalam permasalahan-permasalahan yang samar/sulit maka kepada beliau akhir penyelesaiannya.
imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negeri Irak, salah satu imam dari kaum muslimin, pemimpin orang-orang alim, salah seorang yang mulia dari kalangan ulama dan salah satu imam dari empat imam yang memiliki madzhab. Di kalangan umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi.

B. Sepak Terjang Abu Hanifah.
Beliau sempat bertemu dengan Anas bin Malik tatkala datang ke Kufah dan belajar kepadanya, beliau juga belajar dan meriwayat dari ulama lain seperti Atha’ bin Abi Rabbah yang merupakan syaikh besarnya, Asy-Sya’bi, Adi bin Tsabit, Abdurrahman bin Hurmuj al-A’raj, Amru bin Dinar, Thalhah bin Nafi’, Nafi’ Maula Ibnu Umar, Qotadah bin Di’amah, Qois bin Muslim, Abdullah bin Dinar, Hamad bin Abi Sulaiman guru fiqihnya, Abu Ja’far Al-Baqir, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Muhammad bin Munkandar, dan masih banyak lagi. Dan ada yang meriwayatkan bahwa beliau sempat bertemu dengan 7 sahabat.
Beliau pernah bercerita, tatkala pergi ke kota Bashrah, saya optimis kalau ada orang yang bertanya kepadaku tentang sesuatu apapun saya akan menjawabnya, maka tatkala diantara mereka ada yang bertanya kepadaku tentang suatu masalah lantas saya tidak mempunyai jawabannya, maka aku memutuskan untuk tidak berpisah dengan Hamad sampai dia meninggal, maka saya bersamanya selama 10 tahun.

10
Pada masa pemerintahan Marwan salah seorang raja dari Bani Umayyah di Kufah, beliau didatangi Hubairoh salah satu anak buah raja Marwan meminta Abu Hanifah agar menjadi Qodhi (hakim) di Kufah akan tetapi beliau menolak permintaan tersebut, maka beliau dihukum cambuk sebanyak 110 kali (setiap harinya dicambuk 10 kali), tatkala dia mengetahui keteguhan Abu Hanifah maka dia melepaskannya.
Adapun orang-orang yang belajar kepadanya dan meriwayatkan darinya diantaranya adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Abul Hajaj di dalam Tahdzibnya berdasarkan abjad diantaranya Ibrahin bin Thahman seorang alim dari Khurasan, Abyadh bin Al-Aghar bin Ash-Shabah, Ishaq al-Azroq, Asar bin Amru Al-Bajali, Ismail bin Yahya Al-Sirafi, Al-Harits bin Nahban, Al-Hasan bin Ziyad, Hafsh binn Abdurrahman al-Qadhi, Hamad bin Abu Hanifah, Hamzah temannya penjual minyak wangi, Dawud Ath-Thai, Sulaiman bin Amr An-Nakhai, Su’aib bin Ishaq, Abdullah ibnul Mubarok, Abdul Aziz bin Khalid at-Turmudzi, Abdul karim bin Muhammad al-Jurjani, Abdullah bin Zubair al-Qurasy, Ali bin Zhibyan al-Qodhi, Ali bin Ashim, Isa bin Yunus, Abu Nu’aim, Al-Fadhl bin Musa, Muhammad bin Bisyr, Muhammad bin Hasan Assaibani, Muhammad bin Abdullah al-Anshari, Muhammad bin Qoshim al-Asadi, Nu’man bin Abdus Salam al-Asbahani, Waki’ bin Al-Jarah, Yahya bin Ayub Al-Mishri, Yazid bin Harun, Abu Syihab Al-Hanath Assamaqondi, Al-Qodhi Abu Yusuf, dan lain-lain.

C. Nasihat-nasihat Abu Hanifah
Beliau adalah termasuk imam yang pertama-tama berpendapat wajibnya mengikuti Sunnah dan meninggalkan pendapat-pendapatnya yang menyelisihi sunnah. dan sungguh telah diriwayatkan dari Abu Hanifah oleh para sahabatnya pendapat-pendapat yang jitu dan dengan ibarat yang berbeda-beda, yang semuanya itu menunjukkan pada sesuatu yang satu, yaitu wajibnya mengambil hadits dan meninggalkan taqlid terhadap pendapat para imam yang menyelisihi hadits. Diantara nasehat-nasehat beliau adalah:
a. Apabila telah shahih sebuah hadits maka hadits tersebut menjadi madzhabku
Berkata Syaikh Nashirudin Al-Albani, “Ini merupakan kesempurnaan ilmu dan ketaqwaan para imam. Dan para imam telah memberi isyarat bahwa mereka tidak mampu untuk menguasai, meliput sunnah/hadits secara keseluruhan”. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh imam Syafii, “maka terkadang diantara para imam ada yang menyelisihi sunnah yang belum atau tidak sampai kepada mereka, maka mereka memerintahkan kepada kita untuk berpegang teguh dengan sunnah dan menjadikan sunah tersebut termasuk madzhab mereka semuanya”.
b. Tidak halal bagi seseorang untuk mengambil/memakai pendapat kami selama dia tidak mengetahui dari dalil mana kami mengambil pendapat tersebut. dalam riwayat lain, haram bagi orang yang tidak mengetahui dalilku, dia berfatwa dengan pendapatku. Dan dalam riawyat lain, sesungguhnya kami adalah manusia biasa, kami berpendapat pada hari ini, dan kami ruju’ (membatalkan) pendapat tersebut pada pagi harinya. Dan dalam riwayat lain, Celaka engkau wahai Ya’qub (Abu Yusuf), janganlah engakau catat semua apa-apa yang kamu dengar dariku, maka sesungguhnya aku berpendapat pada hari ini denga suatu pendapat dan aku tinggalkan pendapat itu besok, besok aku berpendapat dengan suatu pendapat dan aku tinggalkan pendapat tersebut hari berikutnya.


11
Syaikh Al-Albani berkata, “Maka apabila demikian perkataan para imam terhadap orang yang tidak mengetahui dalil mereka. maka ketahuilah! Apakah perkataan mereka terhadap orang yang mengetahui dalil yang menyelisihi pendapat mereka, kemudian dia berfatwa dengan pendapat yang menyelisishi dalil tersebut? maka camkanlah kalimat ini! Dan perkataan ini saja cukup untuk memusnahkan taqlid buta, untuk itulah sebaigan orang dari para masyayikh yang diikuti mengingkari penisbahan kepada Abu Hanifah tatkala mereka mengingkari fatwanya dengan berkata “Abu Hanifah tidak tahu dalil”!.
Berkata Asy-sya’roni dalam kitabnya Al-Mizan 1/62 yang ringkasnya sebagai berikut, “Keyakinan kami dan keyakinan setiap orang yang pertengahan (tidak memihak) terhadap Abu Hanifah, bahwa seandainya dia hidup sampai dengan dituliskannya ilmu Syariat, setelah para penghafal hadits mengumpulkan hadits-haditsnya dari seluruh pelosok penjuru dunia maka Abu Hanifah akan mengambil hadits-hadits tersebut dan meninggalkan semua pendapatnya dengan cara qiyas, itupun hanya sedikit dalam madzhabnya sebagaimana hal itu juga sedikit pada madzhab-madzhab lainnya dengan penisbahan kepadanya. Akan tetapi dalil-dalil syari terpisah-pesah pada zamannya dan juga pada zaman tabi’in dan atbaut tabiin masih terpencar-pencar disana-sini. Maka banyak terjadi qiyas pada madzhabnya secara darurat kalaudibanding dengan para ulama lainnya, karena tidak ada nash dalam permasalahan-permasalahan yang diqiyaskan tersebut. berbeda dengan para imam yang lainnya, …”. Kemudian syaikh Al-Albani mengomentari pernyataan tersebut dengan perkataannya, “Maka apabila demikian halnya, hal itu merupakan udzur bagi Abu Hanifah tatkala dia menyelisihi hadits-hadits yang shahih tanpa dia sengaja – dan ini merupakan udzur yang diterima, karena Allah tidak membebani manusia yang tidak dimampuinya -, maka tidak boleh mencela padanya sebagaimana yang dilakukan sebagian orang jahil, bahkan wajib beradab dengannya karena dia merupakan salah satu imam dari imam-imam kaum muslimin yang dengan mereka terjaga agama ini. …”.
c. Apabila saya mengatakan sebuah pendapat yang menyelisihi kitab Allah dan hadits Rasulullah yang shahih, maka tinggalkan perkataanku.

D. Komentar Para Ulama Tentang Abu Hanifah

1). Komentar Positif

1. Yahya bin Ma’in berkata, “Abu Hanifah adalah orang yang tsiqoh, dia tidak membicarakan hadits kecuali yang dia hafal dan tidak membicarakan apa-apa yang tidak hafal”. Dan dalam waktu yang lain beliau berkata, “Abu Hanifah adalah orang yang tsiqoh di dalam hadits”. Dan dia juga berkata, “Abu hanifah laa ba’sa bih, dia tidak berdusta, orang yang jujur, tidak tertuduh dengan berdusta, …”.
2. Abdullah ibnul Mubarok berkata, “Kalaulah Allah subhanahu wa ta’ala tidak menolong saya melalui Abu Hanifah dan Sufyan Ats-Tsauri maka saya hanya akan seperti orang biasa”. Dan beliau juga berkata, “Abu Hanifah adalah orang yang paling faqih”. Dan beliau juga pernah berkata, “Aku berkata kepada Sufyan Ats-Tsauri, ‘Wahai Abu Abdillah, orang yang paling jauh dari perbuatan ghibah adalah Abu Hanifah, saya tidak pernah mendengar beliau berbuat ghibah meskipun kepada musuhnya’ kemudian beliau menimpali ‘Demi Allah, dia adalah orang yang paling berakal, dia tidak menghilangkan kebaikannya dengan perbuatan ghibah’.” Beliau juga berkata, “Aku datang ke kota Kufah, aku bertanya siapakah orang yang paling wara’ di kota Kufah? Maka mereka penduduk Kufah menjawab Abu Hanifah”. Beliau juga berkata, “Apabila atsar telah diketahui, dan masih membutuhkan pendapat, kemudian imam Malik berpendapat, Sufyan berpendapat dan Abu Hanifah berpendapat maka yang paling bagus pendapatnya adalah Abu Hanifah … dan dia orang yang paling faqih dari ketiganya”.
12
3. Al-Qodhi Abu Yusuf berkata, “Abu Hanifah berkata, tidak selayaknya bagi seseorang berbicara tentang hadits kecuali apa-apa yang dia hafal sebagaimana dia mendengarnya”. Beliau juga berkata, “Saya tidak melihat seseorang yang lebih tahu tentang tafsir hadits dan tempat-tempat pengambilan fiqih hadits dari Abu Hanifah”.
4. Imam Syafii berkata, “Barangsiapa ingin mutabahir (memiliki ilmu seluas lautan) dalam masalah fiqih hendaklah dia belajar kepada Abu Hanifah”
5. Fudhail bin Iyadh berkata, “Abu Hanifah adalah seorang yang faqih, terkenal dengan wara’-nya, termasuk salah seorang hartawan, sabar dalam belajar dan mengajarkan ilmu, sedikit bicara, menunjukkan kebenaran dengan cara yang baik, menghindari dari harta penguasa”. Qois bin Rabi’ juga mengatakan hal serupa dengan perkataan Fudhail bin Iyadh.
6. Yahya bin Sa’id al-Qothan berkata, “Kami tidak mendustakan Allah swt, tidaklah kami mendengar pendapat yang lebih baik dari pendapat Abu Hanifah, dan sungguh banyak mengambil pendapatnya”.
7. Hafsh bin Ghiyats berkata, “Pendapat Abu Hanifah di dalam masalah fiqih lebih mendalam dari pada syair, dan tidaklah mencelanya melainkan dia itu orang yang jahil tentangnya”.
8. Al-Khuroibi berkata, “Tidaklah orang itu mensela Abu Hanifah melainkan dia itu orang yang pendengki atau orang yang jahil”.
9. Sufyan bin Uyainah berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Hanifah karena dia adalah termasuk orang yang menjaga shalatnya (banyak melakukan shalat)”.

2). Komentar Negatif
Beberapa penilaian negatif yang ditujukan kepada Abu Hanifah
Abu Hanifah selain dia mendapatkan penilaian yang baik dan pujian dari beberapa ulama, juga mendapatkan penilaian negatif dan celaan yang ditujukan kepada beliau, diantaranya :
1. Imam Muslim bin Hajaj berkata, “Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit shahibur ro’yi mudhtharib dalam hadits, tidak banyak hadits shahihnya”.
2. Abdul Karim bin Muhammad bin Syu’aib An-Nasai berkata, “Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit tidak kuat hafalan haditsnya”.
3. Abdullah ibnul Mubarok berkata, “Abu Hanifah orang yang miskin di dalam hadits”.
4. Sebagian ahlul ilmi memberikan tuduhan bahwa Abu Hanifah adalah murji’ah dalam memahi masalah iman. Yaitu penyataan bahwa iman itu keyakinan yang ada dalam hati dan diucapkan dengan lisan, dan mengeluarkan amal dari hakikat iman.



13
Kesimpulan
Dalam kesimpulan permasalahan tentang Imam Malik dan Abu Hanifah dengan kata lain kita dapat mengetahui selakbeluk perjalanan para ulama ini dengan adanya makalah ini yang disesusikan dengan apa yang telah terjadi pada waktu itu. Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di sebuah perkampungan kecil yang bernama Ashbah, Madinah di dekat kota Himyar, jajahan Yaman pada tahun 712 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Dan merupakan proses terlahirnya ulama Imam Malik kita dapat mengetahui kapan proses terjadinya itu sendiri.
Ada pula tentang Beliau wafat pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 179 H di Madinah dalam usia 86 tahun. Jenazahnya dishalati oleh Gubernur Madinah saat itu, Abdullah bin Muhammad al-Abbasi al-Hasyimi, lalu dimakamkan di pemakaman Baqi’. Sesusi dengan demikian mengetahui beliau sejak lahir hingga wafatnya yang terkandung dalam makalah ini sendiri.
Tidak kalah menariknya kisah ulama Abu hanifah Beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah. Beliau berasal dari keturunan bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulama berselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad bin Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam.
Beliau sempat bertemu dengan Anas bin Malik tatkala datang ke Kufah dan belajar kepadanya, beliau juga belajar dan meriwayat dari ulama lain seperti Atha’ bin Abi Rabbah yang merupakan syaikh besarnya, Asy-Sya’bi, Adi bin Tsabit, Abdurrahman bin Hurmuj al-A’raj, Amru bin Dinar, Thalhah bin Nafi’, Nafi’ Maula Ibnu Umar, Qotadah bin Di’amah, Qois bin Muslim, Abdullah bin Dinar, Hamad bin Abi Sulaiman guru fiqihnya, Abu Ja’far Al-Baqir, Ibnu Syihab Az-Zuhri, Muhammad bin Munkandar, dan masih banyak lagi. Dan ada yang meriwayatkan bahwa beliau sempat bertemu dengan 7 sahabat. Merupakan sepak terjang yang ada didalam kehidupannya pada waktu itu sendiri.











14
Daftar Pustaka

Arom, R. F, (2007). “Perjalan Imam Malik” Bandung : www.google.com.
Heru. Dkk. 2006. ”Lembar kerja siswa Agama Islam Semester 2”. Bogor : Sakti
Bilz and Bold. 1996. ”Karya tulis Abu Hanifah”. Citayem : www.google.com.












































15

Tugas Karya Tulis Softskill ISD 1



Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya tugas ini. Tugas ini kami buat dengan semaksimal mungkin agar dapat bisa dimanfaatkan oleh orang lain dalam mencari permasalahan seperti halnya persoalan ”Tingkat Pengangguran di Indonesia”.
Tugas ini terselesaikan berkat adanya pemberian contoh-contoh dalam sekitar negara kita. Oleh karena itu, selain menyajikan permasahan yang ada ada juga memecahkan suatu masalah dalam persoalan yang ada. Setiap permasalahan dibahas dengan rinci dan disertai tentang contoh yang mudah untuk dipahaminya. Infonya juga dapat memperluas pengetahuan siswa. Info ini berguna untuk menunjang pemahaman dan melatih ketrampilan siswa, kami bahas denga praktis dan mudah dilakukan.
Pada kesempata ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberi dukungannya sesuai yang diharapkan oleh penulis terselesainya tugas ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan buku ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan persoalan pada tugas ini.


Jakarta, 01 Maret 2010


Penulis





i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………… 1
2. Tujuan penulisan ……………………………………………………………………………………………… 2
3. Sasaran penulisan ……………………………………………………………………………………………. 2
BAB II PERMASALAHAN
1. Kekuatan …………………………………………………………………………………………. 3
2. Kelemahan ……………………………………………………………………………………….. 3
3. Peluang ……………………………………………………………………………………………. 3
4. Tantangan ………………………………………………………………………………………… 3
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………. 4
2. Rekomendasi ……………………………………………………………………………………. 4
3 Referensi……………………………………………………………… 5



ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Dalam penulisan ini yang bertema “Tingkat Pengangguran di Indonesia” yang semakin lama banyak pengangguran, bukan hanya dinegara Indonesia saja tetapi adapula di negara-negara lainnya termasuk negara-negara maju. Tetapi dinegara maju tingkat pengangguran lebih mudah diatasi dibandingkan dinegara yang berkembang yang sulit diatasi bahkan sampai saat ini pada pemerintahan Indonesia belum bisa mengatasi tingkat pengangguran yang semakin tinggi. Dalam penulisan ini saya ingin lebih mengetahui tingkat pengangguran dalam Indonesia yang saya ketahui semakin lama semakin memprihatinkan apalagi sekarang banyak soal politik yang belum jelas terungkap.
Apa itu yang dimaksud dengan pengangguran?
Pengangguran adalah suatu dimana seseorang yang belum mendapatkan lapangan pekerjaan, dimana mereka masih mencari ilmu bakal pekerjaan yang mereka inginkan seperti: pelajar smp, sma, dan juga perguruan tinggi. Maka dari itu masalah pengangguran ini diharpakan menjadi perhatian semua pihak, karena pertumbuhan non-tradable yang maju pesat, sementara sector tradable semakin melemah. Untuk itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah dan pihak-pihak industri yang berkompeten untuk mendorong terbukanya kesempatan kerja dalam bidang industri. Hal ini sekaligus, dipercaya Latif, dapat mengurangi dominasi dari sektor non-tradable yang telah menyerap sekitar 70% tenaga kerja produktif.























1



2. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan yang berjudul “Tingkat Pengangguran di Indonesia” adalah sebagai berikut:

• Dapat menetahui seberapa banyak tingkat pengangguran di Indonesia.
• Mengetahui dampak dari pengangguran.
• Mengetahui masalah tingkat pengangguran di Indonesia.
• Mendapatkan pengetahuan tentang masalah yang ada di Indonesia.
• Bertujuan untuk mencari solusi atau jalan keluar, untuk masalah itu.
• Berpatisipasi dalam masalah perekonomian.

3. Sasaran Penulisan

Dalam penulisan ini saya ingin memesan kepada pada sebagian pengangguran untuk sedikit lebih mengenal apa saja sebab-sebab menganggur dikala pada tahun ini yang semakin lama persaingan lapangan pekerjaan semakin sempit. Untuk itu dari mulai sekarang harus banyak beraktifitas dari pada menganggur yang dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri, Dan mencegah pengangguran disekitar khususnya dinegara Indonesia.


BAB II PERMASALAHAN
Apabila kita sadar akan penganguran yang setiap tahunnya bertambah. Tetapi kalau kita lihat dikantor hanya banyak yang bermain game dibanding kerja paling tidak, tidak semuanya bekerja atau bahkan yang lebih canggih lagi untuk menelusuri situs-situs internet yang tidak ada relevansinya dengan pekerjaan. Maka dari pada dana APBN pemerintah banyak mengeluarkan uang untuk membeli peralatan, membayar listrik dan telepon serta penyediaan ruang kerja nyaman telah membuat pengangguran tidak kentara di sektor pemerintahan ini menjadi jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang terjadi di sektor pertanian di pedesaan.
Kota yang paling besar yang mengeluarkan dana APBN tidak kita pungkiri lagi yaitu kota jakarta yang banyak berdiri perusahaan negeri. Maka dari itu banyak yang terhambat pekerjaan dan menjadi faktor pengangguran yang menjadi masalah setiap tahunnya.




2
1. Kekuatan
Dalam pengangguran tidak ada dampak positif yang baik tetapi kita harus banyak melihat dari segi negatifnya, yang dipersalahkan dalam pengangguran yang tidak dapat ditelaah dengan kata-kata dan juga sulit dipecahakan masalah ini karena zaman semakin banyak persaingan satu sama lainnya. Tetapi ada dampak positif yang bias diambil yaitu menjadi pacuan atau dorongan bagi setiap masyarakat juga pelajar-pelajar.
2. Kelemahan
Sebagaimana saya lihat dari segi permasalahan ini banyak kategori yang negatifnya seperti, antara lain:
• Pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.
• Pengangguran dapat membuat hilangnya mata pencaharian.
• Hilanganya ketrampilan kerja.
• Adanya tidak kestabilan sosial politik.
• Adanya tindak kriminalitas sebagian masyarakat.
• Ada kebosanan mencari kerja lantaran tidak dapat-dapat.
• Sikap putus asa.
3. Peluang
Karena peluang-peluang pengangguran banyak lantaran masalah ini tidak akan habis dipermasalahkan persoalan yang ada pada pengangguran adalah lapangan pekerjaan yang semakin lama semakin sempit dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. Dinegara Indonesia termasuk negara yang berkembang karena itu di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut. Dan juga yang menjadi faktor utama adalah masalah tentang taraf hidup kita dinegara kita sendiri. Maka dari itu kita harus memecahkan masalah ini dengan seksama untuk membersihkan tingkat pengangguran tersebut.
4. Tantangan
Sebagian besar orang mempunyai tantangan sendiri-sendiri untuk berlomba-lomba dalam mencari lapangan kerja sesuai dengan tingkat kemapuannya. Maka dari itu dalam masalah pengangguran dapat menjadi sebuah tantangan, yang menjadi dorongan seseorang yang masih duduk ditingkat pelajar-pelajar. Contohnya dapat diciptakan dengan cara bekarya, berkreasi sesuai dengan kemampuannya.





3

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan
Jadi, kita dapat secara ringkas dapat saya kemukakan bahwa pengangguran merupakan sebuah masalah yang kompleks, tidak hanya menyangkut masalah sosial bagi masyarakat luas tetapi juga merupakan masalah eksistensial bagi individu yang menjalaninya. Namun, terlepas dari itu semua, masalah sosial merupakan masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya tidak hanya oleh pemerintah tetapi oleh kita semua. Melalui penyelesaian masalah pengangguran, diharapkan masalah-masalah sosial lain yang timbul akibat pengangguran seperti kejahatan dan prostitusi juga dapat teratasi. Dan juga pada permasahan ini ada juga kita dapat mengetahui masalah-masah yang ada di Indonesia yang sekarang banyak terjadi pada sistem politik ini yang menyebabkan adanya pengangguran yang meningkat karena adanya devisi yang menurun.
2. Rekomendasi
Selain kesimpulan, penyusun juga ingin menyampaikan beberapa rekomendasi bagi budaya Indonesia yang mudah-mudahan dapat berguna bagi masyarakat, yaitu diantaranya :
1. Lebih banyak pengetahuan dalam permasahan yang ada di pemerintahan kita sendiri, sehingga bisa memecahkan persoalan seperti pengangguran saat ini.
2. Adanya prioritas kita pada persoalan yang ada seperti pengangguran.
3. Lebih semangat lagi belajar untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kita.
4. Tidak bersipaku pada satu lapangan pekerjaan yang kita inginkan.










4
3 Referensi
1. majalah.sagangonline.com/index.php
2. http://innel.ngeblogs.com/2009/10/12/ Tingkat Pengangguran di Indonesia -indonesia/
3. www.bpsnt-padang.info
4. Koentjaraningrat, Pengangguran , PT Gramedia Pustaka Utama, 1974.
5. Manik,Rosmiani Dra,MM, A.Harjono, M.A, Memahami dan Mengaktualisasikan Wawasan Kebangsaan, PT Trans Mandiri Abadi, 2007






















5

Karya Tulis SoftSkill ISD 1


Disusun oleh:
ACHMAD SULAIMAN




Puji dan syukur kita terhadap ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya, penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat kami selesaikan dengan baik sesuai yang di harapkan. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap siswa di sekolah, baik secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan rasa akurasi terhadap globalisasi sekolah.
Pada dasarnya, belajar mempelajari globalisasi meliputiempat keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan kelompok yang menjadi acuan kita dalam mengetahui globalisasi terhadap siswa disekolah dan menekankan pada keterampilan dalam berkelompok.
Untuk mencapai semua itu dengan baik, diperlukan pula teori bahasa yang mendukung dalam berkelompok. Mengingat fungsi teori globalisasi terhadap siswa disekolah sebagai keterampilan, teori ini tidak harus diajarkan, tergantung kebutuhan. Untuk itulah karya tulis ilmiah ini kami buat dengan serangkai teori-teori globalisasi yang terangkum dalam karya tulis ilmiah untuk mengantisipasi kebutuhan teori globalisasi dalm meningkatkan pengetahuan pelajar di sekolah. Setiap teori mempunyai pengertian yang berbeda, sehingga teori globalisasi ini kami jelaskan untuk mengetahui tujuan dari teori tersebut.
Agar siswa dapat memiliki serta menguasai pengetahuan tentang globalisasi di sekolah dengan baik, diperlukan penjelasan yang mengarah pada cara belajar yang aktif dan kreatif. Dengan karya tulis ilmiah ini diharapkan siswa dapat dengan aktif melatih diri pada kekelompokan. Oleh sebab itu, penyusun ingin menyumbang pikiran melalui Karya Tulis Ilmiah agar siswa dapat melaksanakan kegiatan kelompok dengan berdaya guna dan berhasil guna. Materi yang tersaji dalam karya tulis ilmiah ini disesuaikan dengan apa yang ada pada lingkungan sekitar sekolah.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi sumbangan pikiran sehingga karya tulis ilmiah ini terwujud. Kami menyadari karya tulis ilmiah ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Oleh karena itu, bila ada salah kata dalam karya tulis ilmiah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pendiskusi, pembaca, dan perkembangan globalisasi terhadap siswa disekolah.


Bekasi, 17 April 2009


Penyusun



v







Halaman

Kata Pengantar .............................................................................................................. v
Daftar isi ......................................................................................................................... vi

BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar belakang masalah ...................................................................... 1
B. Perumusan masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3
BAB II Pokok permasalahan …............................................................................ 4
A. Pengertian Globalisasi …................................................................... 4
B. Sejarah Globalisasi ............................................................................ 5
C. Reaksi masyarakat tentang Globalisasi .............................................. 6
D. Jenis Globalisasi ................................................................................ 8
E. Dampak Globalisasi bagi siswa di sekolah ........................................ 12
F. Cara penanggulangan Globalisasi ...................................................... 13
BAB III Penutup ..................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ......................................................................................... 14
B. Kritik dan Saran .................................................................................. 15
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 16








vi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima.
Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan.


1

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar.Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.
Selain faktor metode pembelajaran, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan.Lingkungan merupakan suatu komponen sistem yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan.Dalam penelitian ini kondisi lingkungan sekolah dan keluarga menjadi perhatian karena faktor ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah nilai-nilai kehidupan ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang siswa.






2


B. Perumusan Masalah

1. Apakah pengertian globalisasi itu?
2. Apakah dampak negatif dari globalisasi?
3. Apakah dampak positif dari globalisasi?
4. Apakah globalisasi berdampak bagi sistem pembelajaran siswa di sekolah?
5. Bagaimanakah cara menanggulangi globalisasi bagi lingkungan sekolah?



C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari globalisasi
2. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari globalisasi
3. Untuk mengetahui dampak-dampak dari globalisasi bagi siswa di sekolah
4. Untuk mangetahui cara penanggulangan globalisasi bagi siswa di sekolah




















3

BAB II. POKOK PERMASALAHAN

A. Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.

Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.






4
B. Sejarah Globalisasi

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.

5

C. Reaksi Masyarakat Tentang Globalisasi

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.













6

Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka -- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.

Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya.













7

D. Jenis Globalisasi

1). Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang danjasa.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
• Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
• Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
• Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
• Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
8
• Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.

KEBAIKAN GLOBALISASI EKONOMI
* Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

* Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

* Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

* Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

* Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

9
KEBURUKAN GLOBALISASI EKONOMI
* Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

• Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

* Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

* memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.


10

2). Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat.

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
• Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
• Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
• Berkembangnya turisme dan pariwisata.
• Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
• Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
• Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.





11
E. Dampak Globalisasi Bagi Siswa di Sekolah
Pengaruh dunia barat sudah memasuki moral para siswa-siswa di Indonesia. Zaman teknologi yang canggih membuat mudahnya semua informasi dari luar masuk ke wilayah Indonesia baik informasi positf maupun negatif. Sekarang sudah banyak video-video porno yang dapat di akses dengan mudahnya dari interner.Seperti kasus yang ada di SMAN 1 Balige, yang mungkin juga karena akibat/ pengaruh dari globalisasi.

Berikut ini adalah kesaksian kepala SMAN 1 Balige:
“Terus-terang saya kaget. Videonya pendek, ada yang berdurasi dua setengah menit, tapi adegannya vulgar,” kata Edward Simangunsong [foto], Kepala SMAN 1 Balige.
Dia menjelaskan, sudah dua kali pihak guru pembimbing [BP] sekolah melakukan razia ke dalam semua ruangan kelas. Razia dilakukan mendadak. Setiap HP siswa diperiksa apakah berisi gambar atau video porno. Ternyata ada, ditemukan hampir 10 ponsel berisi film porno berdurasi singkat. Di antara yang tertangkap itu, ada juga HP milik pelajar perempuan.
Pihak sekolah telah menahan semua HP tersebut, dan memberikan surat kepada siswa untuk disampaikan ke orangtua masing-masing supaya datang mengambil HP. Sebagian orangtua telah datang, mendapat penjelasan dari BP, dan mengambil ponsel anak mereka. Tapi masih ada orangtua yang belum datang. “Jangan-jangan siswa takut, jadi dia tidak menyampaikan surat itu pada orangtuanya. Nanti guru sendiri yang langsung memberitahukan kepada orangtua,” kata Edward.
Para orangtua, katanya, mengucapkan terima kasih atas dilakukannya razia di SMA Negeri 1 Balige. Semua orangtua siswa tidak menyangka sama sekali kalau ada video porno pada HP anak mereka.
Sekolah pun telah menetapkan aturan bahwa siswa tidak boleh membawa ponsel ke sekolah. Kalau siswa perlu menelepon keluarga untuk urusan mendadak, dipersilakan memakai telepon di kantor sekolah atau HP kepala sekolah. “Seperti tadi, saya kasih HP saya dipakai siswa,” kata Edward Simangunsong.
Dia mengatakan kepada web ini, bisa jadi siswa memasukkan video porno ke ponselnya karena penasaran. Ada juga yang mengaku film esek-esek itu dimasukkan oleh kawannya ke HP. Edward menyadari bahwa pendidikan seks perlu diberikan kepada siswa. SMA Negeri 1 Balige sendiri telah beberapa kali mendatangkan jaksa, polisi, aktivis HIV/AIDS, dan dokter untuk berbicara di hadapan siswa seputar bahaya narkoba.
“Siswa jangan seperti saya.”
Kepala SMAN 1 Balige juga menyampaikan kepada Blog Berita, dia telah menetapkan program bahwa siswa yang tamat dari sekolahnya harus fasih mengoperasikan komputer. Banyak siswa di Balige tidak pernah menyentuh komputer. Belakangan telah muncul sejumlah warnet di Balige, dan siswa mulai belajar mengakses Internet.
“Saya melihat diri saya sendiri, yang tidak pernah tahu memakai komputer. Jadi janganlah siswa seperti saya nantinya,” katanya.
Dia dan guru-guru juga mulai sering memberikan tugas kepada siswa yang bahannya dicari lewat Internet. “Sekarang bukan zamannya lagi membawa buku tulis yang tebal-tebal. Siswa harus juga terbiasa menyimpan bahan pelajaran dalam flash disk,” kata Edward.
12

F. Cara Penanggulangan Globalisasi
Sebenarnya globalisasi bukanlah penyakit yang harus di basmi, namun mungkin keberadaannya yang secara tiba-tiba membuat rakyat Indonesia mengira bahwa globalisasi merupakan sebuah ancaman dan harus segera di hentikan. Namun sesungguhnya globalisasi adalah sebuah kemajuan yang mencakup wilayah universal dan menyeluruh. Bagi Negara maju hal tersebut bukanlah suatu masalah, namun bagi sebagian Negara berkembang seperti Indonesia yang menganut budaya timur yang sedikit berbeda paham dengan Negara-negara maju yang mayoritas merupakan Negara-negara barat. Apalagi globalisasi juga mencakup krisis ekonomi dunia, yang membuat Negara-negara berkembang dan Negara tertinggal harus terseok-seok untuk memulihkan keadaan ekonomi mereka. Di dalam siswa sekolah, cara penanggulangannya tidaklah sulit. Hanya dari siswanya itu sendiri, ingin menyaring dahulu informasi yang mereka terima atau tidak. Sebaiknya, kita sebagai siswa harus berhati-hati dalam menerima informasi yang tidak jelas sumbernya. Apalagi jika informasi tersebut berupa hasutan yang bersifat menyesatkan.!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

































13


BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
Pengaruh dunia barat sudah memasuki moral para siswa-siswa di Indonesia. Zaman teknologi yang canggih membuat mudahnya semua informasi dari luar masuk ke wilayah Indonesia baik informasi positf maupun negatif.
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat.
Di dalam siswa sekolah, cara penanggulangannya tidaklah sulit. Hanya dari siswanya itu sendiri, ingin menyaring dahulu informasi yang mereka terima atau tidak. Sebaiknya, kita sebagai siswa harus berhati-hati dalam menerima informasi yang tidak jelas sumbernya.













14


B. KRITIK DAN SARAN

KRITIK :

 Membuat karya tulis ilmiah lebih baik lagi dengan apa yang telah dibuat.
 Menjadikan contoh setiap pembuatan karya tulis ilmiah.
 Menjadikan bahan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
 Memperkembangkan kerangka-kerangka karya tulis ilmiah yang telah dibuat.
 Memperluas lagi kata-kata yang telah dibuat.


SARAN :

 Dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis.
 Dapat menciptakan pengembangan tentang globalisasi.
 Dapat membuat lebih tahu arah tujuannya.
 Dapat memperjelas apa yang di bicarakan.
 Dapat mengetahui dari dampak globalisasi terhadap siswa di sekolah.




































15







Soepriani, Endang. 2004. Pengaruh globalisasi terhadap siswa di sekolah. Bandung : Pustaka Prima.
Ricardo, David. 1999. Pendukung globalisasi. www. Google. com.
Muryani. dkk. Lembar kerja siswa. Bandung : Bina Pustaka.












































16

Tugas IBD tentang Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa

Mata Kuliah : ILmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin
Topik Tugas : Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa
Kelas : 1KA26
Dateline Tugas : 06 Maret 2010
Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 06 Maret 2010
P E R N Y A T A A N
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapatkan nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
NPM Nama Lengkap Tanda Tangan
16109877 ACHMAD SULAIMAN

Program Sarjana Manajemen Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA











KATA PENGANTAR
uji dan syukur kita terhadap ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya, penyusunan tugas ini dapat kami selesaikan dengan baik sesuai yang di harapkan. Tugas ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa terhadap siswa diperguruan tinggi, baik secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan rasa akurasi terhadap Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa terhadap siswa diperguruan tinggi
Pada dasarnya, belajar mempelajari Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa meliputi empat keterampilan bahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan kelompok yang menjadi acuan kita dalam mengetahui Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa terhadap siswa diperguruan tinggi dan menekankan pada keterampilan dalam berkelompok.
Dalam penyusunan ini, penyusun menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan.namun berkat bantuan dari berbagai pihak dan dengan usaha semaksimal mungkin sehingga dapat tersusun tugas ini meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk mencapai semua itu dengan baik, diperlukan pula teori bahasa yang mendukung dalam berkelompok. Mengingat Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa terhadap siswa diperguruan tinggi sebagai keterampilan, teori ini tidak harus diajarkan, tergantung kebutuhan. Untuk itulah makalah ini kami buat dengan serangkai yang terangkum dalam tugas untuk mengantisipasi kebutuhan Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa terhadap siswa diperguruan tinggi. Setiap teori mempunyai pengertian yang berbeda, sehingga Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa ini kami jelaskan untuk mengetahui tujuan dari teori tersebut.
Agar siswa dapat memiliki serta menguasai pengetahuan tentang Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa dengan baik, diperlukan penjelasan yang mengarah pada cara belajar yang aktif dan kreatif. Dengan makalah ini diharapkan siswa dapat dengan aktif melatih diri pada kekelompokan. Oleh sebab itu, penyusun ingin menyumbang pikiran melalui tugas agar siswa dapat melaksanakan kegiatan kelompok dengan berdaya guna dan berhasil guna. Materi yang tersaji dalam tugas ini disesuaikan dengan apa yang ada pada lingkungan sekitar .
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi sumbangan pikiran sehingga makalah ini terwujud. Kami menyadari tugas ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Oleh karena itu, bila ada salah kata dalam makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga tugas ini bermanfaat bagi para pendiskusi, pembaca, dan perkembangan Peranan Budaya Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa.

Bekasi, 28 Februari 2010


Penyusun


v



DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 1
1.3 Sasaran.................................................................................................. 1
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Permasalahan........................................................................................ 2
2.2 Analisis SWOT
1. Strengths (Kekuatan).............................................................................. 2
2. Weaknesses (Kelemahan)....................................................................... 2
3. Opportunities (Peluang).......................................................................... 3
4. Threats (Tantangan)................................................................................ 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 4
3.2 Rekomendasi......................................................................................... 5






vi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam budaya bangsa di Indonesia sendiri kaya akan budaya bangsanya, sebagian besar budaya dapat diekspresikan dan artikulasi dari hasil cipta, karsa dan karya. Pada dasarnya budaya Indonesia banyak berkembang di berbagai daerah tetapi demikian budaya barat masuk dan budaya Indonesia sendiri lama kelamaan mulai terkikis akibat banyaknya budaya barat yang masuk . Dengan demikian ciri, citra , dan karsa budaya indonesia sendiri mulai kehilangan budaya sendiri. Dan di dalam era globalisasi ini banyak kebudayaan dan kesenian yang bermunculan seperti malaysia yang berpendapat ada kesenian Indonesia yang mereka akui contohnya: wayang, batik , dan juga reok. Wayang telah ada, tumbuh dan berkembang sejak lama hingga sekarang, melintasi perjalanan panjang sejarah Indonesia. Daya tahan dan daya kembang wayang ini telah teruji dalam menghadapi berbagai tantangan dari waktu ke waktu karena daya tahan dan kemampuannya mengantisipasi perkembangan zaman maka wayang dan seni pedalangan berhasil mencapai kualitas yang tinggi, di banding dengan teater boneka biasa. Selain itu budaya Indonesia beranekaragam, tetapi kita tidak menyadarkannya karena banyaknya kebudayaan kita yang berbeda-beda dari seluruh nusantara.
Maka dari itu, dalam suatu daerah mempunyai corak yang berbeda-beda. Seperti bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,dan juga bahasa daerah, dengan demikian alat memperkokoh budaya bangsa seperti halnya kita lestarikan perkembangan kebudayaan kita sejak saat ini untuk memperkokoh budaya bangsa.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan tugas ini, antara lainnya:
• Untuk mengerjakan tugas dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik juga seperti halnya yang diharapkan.
• Untuk mengetahui permasalahan yang sedang dibahas sesuai dengan apa yang dibahas dalam masalah ini.
• Untuk mengingatkan pada anakcucu kita akan banyaknya budaya dalam Indonesia ini yang berbeda-beda.
• Dapat memperoleh manfaat tentang masalah ini bagi kita atau juga bagi orang banyak.
• Mengajak masyarakat dapat berpatisipasi dalam masalah ini.
1.3 Sasaran
Dalam masalah ini penulis ingin mengajak seluruh masayarakat mencoba untuk dapat lebih mengenal budaya kita lebih dalam lagi, untuk dapat memperkokoh budaya bangsa yang kita miliki pada era globalisasi saat ini. Dan bagi generasi sekarang ikut untuk melestarikan budaya kita dalam usaha pelestarian sesuai dengan peninggalan nenek moyang kita yang terkenal sebagai bangsa yang kaya akan budayanya.
1

BAB II
PERMASALAHAN
2.1 PERMASALAHAN
Dalam peranan budaya sangatlah penting untuk memperkokoh budaya bangsa yang sekarang sering kali kita melupakannya dalam melestarikannya saja kita sering lupa untuk perkembangan budaya kita sendiri yang akan mengakibatkan budaya kita sering dicopy oleh negara lain tetapi sering kali kita akan kayanya budaya bangsa Indonesia.
Dengan demikian, adapula untuk pada permasalahan ini penulis menambahkan analisis SWOT yang terdiri dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Tantangan).
2.2 ANALISIS SWOT
1. Strengths (Kekuatan)
Akan kayanya bangsa Indonesia yang memiliki budaya bangsa sendiri yang didukung dengan budaya lokal Indonesia yang mempunyai cirin khas masing-masing dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Masyarkat pun ikut senantiasa ikut serta dalam perkembangan budaya bangsa yang adanya peranan budaya lokal memperkokoh budaya bangsa dan pada tempat-tempat tertentu pada masyarakat pedesaaan meyakinoi budaya kuno atau telah diwarisi oleh nenek moyangnya itu sendiri contohnya adanya upacara adat istiadat yang berbeda dalam suatu daerah, adanya alat-alat taradisional dari berbagai daerah maupun tempat yang ditempatidalam suatu suku, masyarakat, dan penduduk.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Dalam kelemahan dalam memperkokoh budaya bangsa terkait dengan adanya budaya barat yang masuk ke dalam Indonesia akibatnya masyarakat perlahan-lahan meninggalkan budaya bangsa atau juga budaya tradisonal, sehingga bangsa indonesia akan kehilangan ciri khasnya. Yang terpenting lagi adanya teknologi diberbagai belahan negara semakin maju dalam urusan apapun, sehingga adanya pergesaran arah budaya dalam masyarakat. Dan ada juga kurangnya pemantauan dari pemerintahan akan adanya budaya bangsa.
2

3. Opportunities (Peluang)
Perkembangan budaya Indonesia dapat dilihat da;lam adanya tempat-tempat pariwisata yang sering kali menunjukkan berbagai keanekaragaman yang ditampilkan dari berbagai daerah yang ada di Indonesia yaitu sering kali kita kunjungi TMII (Taman Mini Indonesia Indah) sementara itu juga kita dalam membahas persoalan budaya kita juga dapat menambah wawasan budaya lokal maupun budaya asing, menginpirasikan antara budaya lokal menjadi satu kesatuan budaya asing dan akan menciptakan budaya baru, dan adanya juga pagelaran seni atau juga mengajari bagi generasi sekarang dengan memberitahu berbagai budaya bangsa. Dengan demikian , peluang budaya kita untuk melestarikannya butuh waktu untuk mengembangkannya ada juga caranya melalui sistem teknologi mendesain budaya lokal yang menjadi perkembangan dalam pelestariannya.
4. Threats (Tantangan)
Sebuah jawaban yang kita harus hadapi merupakan tantangan yang wajib kita jalani untuk perkembangan budaya bangsa yang bertujuan untuk perkokohan budaya bangsa, dalam masalah ini pemerintah harus aktif dalam meninjau segala aktifitas tentang budaya, kembali lagi tentang teknologi diIndonesia untuk lebih ditingkatkan lagi supaya tidaka tertinggal oleh bangsa lainnya. Dalam melakukan perkokohan budaya lokal terhadap budaya bangsa kita harus berperan juga untuk menciptakan hasil-hasil yang lebih eksis lagi, pemerintah harus memamerkan budaya bangsa kita keberbagai negara lainnya supaya lebih diakui lagi oleh negara lainnya. Dan mengenalkannya kedalam pedesaan baik luar maupun dalam untuk bertujuan mengenalkan banyaknya keanekaragaman yang kita miliki yang dari dahulu sampai sekarang yang harus kita jaga untuk perkokohan budaya bangsa.




3


BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Dalam kesimpulan dari tema “Peranan budaya lokal memperkokoh budaya bangsa” dapat disimpulkan kebudayaan adalah ciri khas, sari dari suatu bangsa yang berbagai macam keanekaragaman budaya yang terdapat dalam daerah-daerah tertentu yang mempunya ciri-ciri khasnya sendiri. Peranan budaya lokal mempunyai arti penting tersendiri yang menggambarkan suatu perkokohan yang ada di bangsa itu, oleh disebabkan pemerintah harus bisa berperan aktif dalam perkembangan suatu kodisi pada budaya bangsa itu sendiri yang menyimpan segala kekayaan yang terdapat pada berbagai daerah yang mempunyai baerbagai keanekaragaman budaya, disamping itu elemen peran pemerintah ada juga peran serta masyarakat dalam memajukannya yang penting juga adanya kebersamaan tuijuan yang sama . tujuan itu harus diperhatikan dalam menjalankannya antara lain sebagai berikut:
• Pemeliharaan dalam kebudayaan melalui perkembangan yang diharapkan untuk dirawat agar tidak ada kehilangan dalam budaya bangsa.
• Pemanfaatan melalui budaya bangsa dapat dilakuakn banyak berbagai cara seperti mencintai budaya tersebut untuk dapat inspitrasi dari banyak masyarakat berupa kritik dan saran melaui penyelenggaraan budaya bangsa.
• Dokumentasiaan merupakan cara utama dalam melestarikannya dalam perkokohan budaya bangsa, dengan cara didokumentasiakan atau juga penyimpanan budaya didalam sebuah museum untuk tidak hilang.

4


3.2 Rekomendasi
Selain kesimpulan ada juga rekomendasi dari sebuah kesimpulan atara lain, adalah :
• Adanya peningkatan pada kecintaan berbagai budaya luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita untuk perkokohan budaya bangsa.
• Peran serta pemerintah dalam menjaganya dan perkembangannya melalui penampilan budaya dari berbagai daerah.
• Pertahanan budaya bangsa untuk tidak punah dan harus dikembangkan oleh masyarakat.
• Pendorongan atas perkembangan budaya bangsa yang telah dimiliki.
• Kecintaan atas vapa yang dimiliki budaya bangsa kita sendiri.
















5